Konawe | Seperti yang kita ketahui, semua kalangan Masyarakat begitu antusias menantikan pesta rakyat di 2024 mendatang. Semuanya di desain sedemikian rupa mulai dari kalangan elit politik, mahasiswa, aparat keamanan dan masyarakat Indonesia secara umum tentang bagaimana menjawab tantangan dan mengantisipasi urgensi, dalam rangka menyambut pesta demokrasi di tahun depan mendatang demi kekondusifan dan suksesnya keberlangsungan penyelenggaraan agenda tersebut.
Kemudian itu, dalam menantikan agenda tersebut tentunya kita tidak asing lagi dengan munculnya para relawan atau yang kita kenal dengan tim sukses bagi para kandidat, mulai dari calon legislatif maupun eksekutif.
Tidak terlepas dari persoalan di atas, secara tupoxy tentunya mahasiswa memang pantas terlibat dalam lingkup persoalan tersebut akan tetapi tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemahasiswaan itu sendiri, yang dimana mahasiswa harus bersifat netral dan mengutamakan kesejahteraan untuk kedepannya bagi Masyarakat, bukan kemudian mementingkan kepentingan para kandidat. Karena untuk menjaga kemewahan dan citra mahasiswa sebagai kaum yang idealis dan berintegritas tinggi sesuai perspektif masyarakat Indonesia saat ini, itu merupakan sebuah keharusan yang mesti kita lakukan.
Namun sedikit berbeda dengan PB PMII untuk saat ini, saya menilai mereka terlalu bereforia dan cukup frontal dalam mendukung kandidat hal tersebut pun bisa kita simpulkan bahwa PB PMII saat ini tidak netral, belum lagi melanggar konstitusi dalam adrt/art Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Jadi sedikit saya simpul mengenai organisasi PMII ini, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah salah satu organisasi kemahasiswaan Islam yang independen, tidak di naungi oleh lembaga ormas atau pun lembaga partai politik. Secara spesifik, tugas kader dan anggota PMII itu sendiri yakni mengadvokasi masyarakat yang termarjinalkan, merawat nilai-nilai kebudayaan dan tentunya menjaga kesatuan dan persatuan Indonesia bukan kemudian mendukung kaum-kaum elit politik.
Seperti kemarin dengan sumringah player PB PMII mendukung salah satu bakal calon presiden maupun wakil presiden, PB PMII terlalu gamplang mendukung salah satu kandidat cawapres, ini sangat menggelitik bagi saya sebagai kader PMII, yang dimana saya menilai PMII saat ini seakan-akan menjadi sayap politik untuk para kandidat tersebut. Atas nama kader dan anggota PMII saya sangat kecewa dengan tindakan pengurus besar PMII karena, organisasi PMII ini bukan motor penggerak untuk di jadikan alat kampanye modern, organisasi PMII harus moderat.
Kemudian itu, harapan saya kepada seluruh kader maupun anggota PMII se-Indonesia agar kira nya bisa mengkritisi kebijakan PB PMII saat ini yang saya nilai keluar dari koridor, dan satukan tekad untuk kemudian reshuffle kepengurusan PB PMII yang juga di nilai ikut-ikutan dan bungkam terhadap peta ketua umum PB PMII yakni, Abdulah Syukri ( aslinya blunder ).